Apakah Training to Failure Diperlukan untuk Membangun Otot?
sfidnfits.com – Dalam dunia kebugaran, ada sebuah konsep yang disebut, "training to failure" atau latihan hingga titik kegagalan otot yang dianggap bagus untuk membangun otot.
Training to failure akan membuat seseorang akan berlatih hingga benar-benar tidak mampu melakukan repetisi.
Namun, apakah training to failure benar-benar diperlukan untuk membangun otot? Artikel ini akan membahasnya lebih lanjut.
Apa Itu Training to Failure dan Jenisnya?
Training to failure adalah sebuah metode latihan di mana seseorang melakukan repetisi hingga tidak bisa lagi menyelesaikan gerakan.
Ada dua jenis training to failure yang perlu Anda tahu, yaitu kegagalan teknis dan kegagalan otot.
Kegagalan teknis adalah ketika Anda sudah tidak bisa melakukan repetisi tambahan dengan teknik yang benar dan terkontrol.
Artinya, Anda harus berhenti melakukan repetisi ketika Anda mulai tidak bisa mempertahankan teknik yang benar meskipun Anda masih sanggup mengangkat beban.
Sedangkan kegagalan otot adalah titik di mana otot benar-benar sudah tidak mampu menggerakkan beban meskipun teknik yang dilakukan tidak sempurna.
Apakah Perlu Melakukan Training to Failure?
Penelitian menunjukkan bahwa latihan sampai gagal (training to failure) sebenarnya tidak selalu diperlukan untuk membangun atau mengembangkan otot.
Studi dari Journal of Sport and Health Science menemukan bahwa orang yang berlatih tanpa mencapai kegagalan total masih mendapatkan peningkatan otot dan kekuatan yang serupa dengan mereka yang berlatih sampai gagal.
Saat menggunakan beban yang lebih ringan, training to failure akan lebih efektif untuk pertumbuhan otot. Namun, ketika menggunakan beban berat, berhenti sebelum titik kegagalan bisa lebih baik, terutama jika Anda yang fokus pada peningkatan kekuatan, bukan hanya ukuran otot.
Baca Juga:
Apa Itu Pull Day, Manfaat, dan Jenis Latihannya?
Apakah Training to Failure Itu Aman Dilakukan?
Salah satu pertanyaan utama banyak orang, yaitu "Apakah aman melakukan training to failure?". Jawabannya bisa berbeda-beda tergantung pada kondisi individu.
Meskipun berlatih hingga gagal tidak selalu membahayakan tetapi risiko cedera dan overtraining menjadi lebih tinggi, apalagi jika dilakukan terlalu sering.
Jika Anda sedang mengalami kelelahan ekstrem, kurang tidur, atau kondisi fisik yang tidak prima sebaiknya Anda menghindari training to failure.
Namun, perlu diingat bahwa tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa Anda harus menghindari metode latihan tersebut. Anda hanya tidak harus menjadikannya sebagai agenda wajib dalam setiap sesi latihan.
Kapan Sebaiknya Melakukan Training to Failure?
Training to failure bisa sangat berguna bagi atlet angkat beban yang ingin mengetahui batas maksimal mereka. Termasuk orang-orang yang masih baru dalam dunia angkat beban di mana mereka sering kali sulit mengetahui seberapa besar potensi yang mereka miliki.
Melakukan training to failure sesekali atau pada kesempatan tertentu bisa menjadi cara untuk memahami batas kemampuan diri serta membantu menentukan beban dan repetisi yang sesuai untuk latihan berikutnya. Selain itu, berlatih sampai gagal juga bisa membantu Anda keluar dari fase plateau.
Metode latihan ini bisa menjadi alat yang efektif untuk meningkatkan daya tahan mental saat menghadapi tantangan latihan yang semakin berat.
Apakah Pemula Harus Melakukan Training to Failure?
Untuk pemula, training to failure tidak terlalu disarankan karena mereka biasanya belum menguasai teknik latihan yang benar. Berlatih hingga gagal dapat meningkatkan risiko cedera jika teknik tidak dilakukan dengan sempurna.
Namun, di sisi lain, pemula juga perlu mengenali kemampuan dan batasan fisik mereka. Jika training to failure dilakukan dengan pengawasan, seperti menggunakan bodyweight exercise, mesin dengan pengaman, atau pun diawasi oleh spotter maka pemula bisa mencobanya.
Kesimpulan
Training to failure bisa menjadi strategi yang berguna dalam beberapa kasus, terutama untuk mereka yang ingin menguji batas fisik. Namun, latihan ini tidak harus menjadi pendekatan utama untuk membangun massa otot.
Dengan mengetahui kapan dan bagaimana menerapkannya, Anda bisa mendapatkan manfaat maksimal dari training to failure tanpa harus meningkatkan risiko cedera atau overtraining.