Benarkah Social distancing Bisa Turunkan Risiko COVID-19?
sfidnfits.com - Saat ini, kasus infeksi akibat COVID-19 atau virus corona semakin meningkat disetiap harinya, ribuan korban jiwa pun terus meningkat secara global. Pemerintah Indonesia, melalui Presiden Joko Widodo menganjurkan masyarakatnya untuk melakukan social distancing. Tapi, apa sih social distancing itu sendiri? Dan apakah benar mampu mengurangi risiko penurlaran virus corona? Mari kita bahas bersama disini.
Mengenal Sosial Distancing
Dikutip langsung dari website resmi John Hopkins University, social distancing merupakan salah satu usaha dalam menurangi terjadinya risiko infeksi yang menular dengan tidak berdekatan dengan orang yang sakit. Aksi ini tidak hanya membatasi kontak fisik dengan mereka yang sakit, namun juga menghindari acara kelompok hingga melakukan penutupan akses fasilitas umum agar masyarakat tidak berkerumun di tempat tersebut.
Jika metode ini diaplikasikan guna menurunkan risiko penuralan virus corona atau COVID-19, maka akan mampu memperlambat penyebaran inveksi virus antar masyarakat. Lebih dari itu, metode ini juga mampu mengurangi beban para tenaga kesehatan yang tersebar di berbagai rumah sakit. Untuk Anda yang sehat atau memiliki peluang terjangkit virus ini, maka Anda harus menjaga jarak dengan orang lain setidaknya 2 meter. Dengan begitu, tindakan ini juga secara tidak langsung akan meminta Anda untuk tidak bersentuhan secara langsung dengan orang lain, termasuk melakukan jabat tangan. Kenapa? karena sentuhan fisik adalah cara penularan dan penyebaran yang paling mudah.
Walaupun memang aksi social distancing ini tidak akan mampu mencegah penularan hingga 100%, namun metode yang sederhana ini mampu memperlambat penyebaran virus dengan peranan aktif dari masyarakat. Jika setiap hari korban jiwa dan kasus infeksi terus meningkat, maka penanganan yang dilakukan oleh pihak rumah sakit pun akan kesulitan, dan para tenaga medis di dalamnya pun memiliki peluang terjangkit virus yang besar. Sehingga, angka kematian akan terus meningkat karena banyaknya korban pasien yang tidak sebanding dengan fasilitas kesehatan dan tenaga medisnya. Oleh karena itulah, hampir semua negara yang terinfeksi COVID-19 melarang para warganya untuk tidak keluar rumah selama beberapa hari kedepan, kecuali untuk urusan yang sangatlah penting.
Kenapa aksi social distancing dianggap baik untuk mengurangi penuran Covid-19?
Jika aksi ini bisa dilakukan dengan benar dalam seluruh lapisan masyarakat, maka dalam skala besar akan mampu memperlambat rantai penuralan virus Covid-19. Kenapa? Karena orang yang sudah terinfeksi bisa menyebarkan virusnya minimal 5 hari sebelum akhirnya mereka diklaim mengidap Covid-19. Oleh karena itu, social distancing mampu membatasi penularan, khususnya untuk mereka yang belum menyadari bahwa dirinya mengidap virus tersebut.
Dahulu kala, metode ini pernah dilakukan saat terjadi wabah Flu Spanyol pada tahun 1918 dan diklaim efektif di beberapa negara yang diklaim terinfeksi virus tersebut. Sebuah studi yang di terbitkan dalam jurnal PNAS menjelaskan bahwa seluruh kota yang menerapkan aksi social distancing saat awal pandemi terjadi akan memiliki tingkat kematian yang rendah. Beberapa aksi social distancing yang dilakukan saat Flu Spanyo ini diantaranya adalah menutup kegiatan sekolah dan melarang berbagai kegiatan di tempat umum.
Seorang direktur pusat dari John Hopkins Center for Health Security bernama Tom Inglesby menuturkan bahwa metode ini sudah dilakukan pada dua kota di Tionkok. Guanghzhou merupakan kota yang mampu melakukan pengendalian saat awal wabah Covid-19 ini berlangsung. Hasilnya, sejumlah pasien rawat inap di kota tersebut memiliki pasien rawat inap yang sangat rendah saat adanya puncak wabah. Selain itu, aksi social distancing ini adalah satu dari banyaknya cara yang bisa dilakukan guna mencegah terjadinya penularan virus. Kenapa? karena sampai saat artikel ini diterbitkan, vaksin dari COVID-19 ini masih belum ditemukan dan obatnya pun belum ada. Oleh karenanya, aksi karantina pada diri sendiri guna mempertimbangkan berbagai risiko penularan dan penyebaran virus adalah sangat penting. Minimal, kita bisa melindungi diri dan anggota keluarga dirumah, walaupun aksi ini tidak dilakukan oleh seluruh masyarakat.
Sumber:
- http://www.cidrap.umn.edu/sites/default/files/public/php/185/185_factsheet_social_distancing.pdf
- https://www.apa.org/practice/programs/dmhi/research-information/social-distancing
- https://hub.jhu.edu/2020/03/13/what-is-social-distancing/
- https://medicalxpress.com/news/2020-03-social-distancing-tool-coronavirus.html