Ini Dia Dampak Buruk Kelebihan Protein bagi Tubuh
sfidnfits.com - Jika Anda menjalani pola hidup sehat, tentu tak asing lagi dengan diet tinggi protein. Protein adalah bagian penting dari makanan sehat. Kandungan nutrisi ini membangun dan memperbaiki otot, organ, dan tulang.
Diet tinggi protein juga terbukti mampu membantu mengurangi lemak, menurunkan berat badan, meningkatkan rasa kenyang, dan mempertahankan otot. Namun, diet tinggi protein juga sering dikaitkan dengan beberapa risiko.
Para pakar nutrisi telah menganjurkan bahwa nutrisi protein sebaiknya tidak dikonsumsi melebihi jumlah harian yang disarankan.
Untuk mencegah kelebihan protein dalam tubuh, Anda harus menghitung jumlah total protein yang dikonsumsi dan mempertimbangkan sumber protein yang Anda konsumsi.
Mencegah berlebihnya asupan protein dalam tubuh dapat meminimalisir dampak buruk yang akan terjadi pada tubuh. Berikut ini dampak buruk yang akan terjadi jika tubuh kelebihan protein.
5 Dampak Buruk Kelebihan Protein bagi Tubuh
1. Menambah berat badan
Diet tinggi protein dapat membantu penurunan berat badan, tetapi jenis penurunan berat badan ini mungkin hanya dalam jangka pendek.
Kelebihan protein yang dikonsumsi biasanya disimpan sebagai lemak, sedangkan asam amino berlebih akan dikeluarkan dari dalam tubuh.
Hal itu akan menyebabkan penambahan berat badan seiring waktu, terutama jika Anda mengonsumsi terlalu banyak kalori saat mencoba meningkatkan asupan protein.
2. Konstipasi
Berdasarkan penelitian dalam Clinical Nutrition (2016), 44% objek penelitian melaporkan sembelit setelah membatasi asupan karbohidrat dan meningkatkan protein dalam tubuh.
Namun, hal itu bisa diatasi dengan meningkatkan asupan air dan serat untuk membantu Anda mencegah sembelit.
3. Diare
Makan terlalu banyak produk olahan susu ditambah dengan serat yang rendah, bisa menyebabkan Anda diare. Hal tersebut terutama jika Anda tidak toleran terhadap laktosa atau mengonsumsi sumber protein, seperti daging goreng, ikan, dan unggas.
Konsumsilah protein yang menyehatkan jantung. Untuk menghindari diare, sebaiknya Anda banyak minum air putih, hindari minuman berkafein, batasi makanan yang digoreng dan konsumsi lemak berlebih, serta tingkatkan asupan serat.
4. Kerusakan ginjal
Kelebihan protein dapat menyebabkan kerusakan ginjal pada orang yang telah terinfeksi ginjal. Hal itu terjadi karena kelebihan nitrogen yang ditemukan dalam asam amino penyusun protein.
Ginjal yang rusak harus bekerja lebih keras untuk membuang nitrogen ekstra dan produk limbah metabolisme protein.
Secara terpisah, sebuah studi tahun mengamati efek diet rendah karbohidrat, tinggi protein versus diet rendah lemak pada ginjal.
Studi tersebut menemukan bahwa pada orang dewasa obesitas yang sehat, diet rendah karbohidrat dan tinggi protein selama dua tahun tidak terkait dengan efek berbahaya yang nyata pada filtrasi ginjal, albuminuria, atau keseimbangan cairan dan elektrolit dibandingkan dengan diet rendah lemak.
5. Dehidrasi
Tubuh Anda membuang kelebihan nitrogen dengan cairan dan air. Hal ini bisa membuat tubuh mengalami dehidrasi meskipun Anda mungkin tak merasa lebih haus dari biasanya.
Sebuah studi yang melibatkan atlet menemukan bahwa saat asupan protein meningkat, tingkat hidrasi menurun. Namun, studi lain menyimpulkan bahwa mengonsumsi protein berlebih tak terlalu memberikan dampak pada hidrasi tubuh.
Hal ini dapat dicegah dengan meningkatkan asupan air, terutama jika Anda aktif berolahraga.
Itulah lima dampak buruk kelebihan protein bagi tubuh. Sebaiknya, Anda konsultasikan terlebih dahulu ke pakar nutrisi sebelum melakukan diet tinggi protein.