Melihat Kembali Sejarah dan Daya Tarik Candi Borobudur
sfidnfits.com – Candi Borobudur merupakan objek wisata Indonesia yang dinobatkan sebagai salah satu warisan dunia pada tahun 1991 oleh UNESCO. Selain menjadi objek wisata, Candi Borobudur juga termasuk cagar budaya yang berhasil menarik perhatian wisatawan domestik dan mancanegara. Terlepas dari itu, candi berbentuk stupa ini memiliki catatan sejarah yang panjang. Untuk lebih memahaminya, mari melihat kembali sejarah Candi Borobudur dan daya tarik yang dapat disuguhkannya.
Sejarah Candi Borobudur
Borobudur merupakan sebuah candi Buddha yang terletak di Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Indonesia. Lebih tepatnya, lokasi candi ini terletak kurang lebih 100 km di sebelah barat daya Semarang, 86 km di sebelah barat Surakarta, dan 40 km di sebelah barat laut Yogyakarta. Borobudur juga merupakan candi Buddha terbesar sekaligus salah satu monumen Buddha terbesar di dunia.
Meski begitu, Borobudur memiliki catatan sejarah yang panjang. Candi berbentuk stupa ini didirikan oleh para penganut agama Buddha Mahayana sekitar tahun 800-an Masehi pada masa pemerintahan wangsa Syailendra. Candi ini dibangun sebagai tempat suci untuk memuliakan Buddha sekaligus tempat ziarah untuk menuntun umat manusia beralih dari keinginan duniawi menuju pencerahan dan kebijaksanaan sesuai yang diajarkan Buddha.
Namun, di abad ke-14, Borobudur mulai ditinggalkan seiring melemahnya pengaruh kerajaan Hindu dan Buddha di Jawa serta masuknya pengaruh Islam. Baru kemudian di tahun 1814, bangunan ini ditemukan oleh Sir Thomas Stamford Raffles, yang saat itu menjabat sebagai Gubernur Jenderal Inggris atas Jawa. Dari situlah, Borobudur mulai dibersihkan dan diperbaiki kembali hingga dikenal oleh dunia.
Daya Tarik Candi Borobudur
Jika berbicara tentang objek wisata di Yogyakarta maupun Indonesia, maka yang terlintas di benak pertama kali adalah Candi Borobudur. Candi Borobudur memiliki beberapa daya tarik yang tidak bisa didapat di objek wisata lain. Apa saja?
1. Keindahan dan Kemegahan Arsitektur
Daya tarik pertama yang dimiliki candi ini adalah keindahan dan kemegahan arsitekturnya. Relief dan stupa juga dianggap sebagai daya tarik utama. Struktur bangunan Candi Borobudur dibangun menggunakan gaya Mandala yang melambangkan konsep alam semesta dalam kepercayaan Buddha. Candi ini berbentuk kotak dengan 4 pintu masuk dan pusat candi yang berbentuk lingkaran.
Bagi wisatawan yang menyukai seni sastra dan budaya, Borobudur merupakan tempat yang tepat. Candi ini terdiri dari tiga zona, yakni Kamadhatu, Rapudhatu, dan Arupadhatu yang memiliki makna masing-masing.
Zona 1: Kamadhatu
Melambangkan alam dunia.
Zona Kamadhatu terdiri dari 160 relief yang menggambarkan adegan Karmawibhangga Sutra atau hukum sebab-akibat. Relief-relief tersebut mengilustrasikan perilaku manusia berupa perampokan, pembunuhan, pemerkosaan, penyiksaan, dan pencemaran nama baik.
Zona 2: Rapudhatu
Melambangkan alam peralihan, alam dimana manusia terbebas dari urusan dunia.
Zona Rapadhatu berisi galeri relief batu berukir dan rantai relung yang berisi patung-patung Buddha. Secara total ada 328 patung Buddha di zona ini.
Zona 3: Arupadhatu
Melambangkan lingkungan tertinggi, tempat tinggal para dewa.
Zona Arupadhatu adalah zona lingkaran di pusat candi, berupa tiga serambi yang mengarah ke kubah di bagian tengah. Area ini tidak ada hiasan relief yang menandakan kemurnian tertinggi.
2. Sunrise Borobudur
Daya tarik lain yang paling banyak diincar wisatawan ialah sunrise atau matahari terbit di candi Borobudur. Berada di atas bukit dengan hamparan tanah yang luas sembari menikmati sunrise di Borobudur menjadi momen yang tak terlupakan bagi banyak wisatawan. Untuk menyaksikan langsung sunrise dari candi Borubudur, pengelola memberikan paket untuk wisatawan domestik sebesar Rp162.500 (anak-anak) dan Rp325.000 (dewasa). Paket ini sudah termasuk snack dan minuman.
3. Safari Gajah Borobudur
Safari gajah adalah aktivitas unik yang bisa dilakukan di Candi Borobudur. Aktivitas ini memberikan sensasi yang berbeda sekaligus menyenangkan. Hanya saja, paket safari gajah Borobudur ini cenderung mahal, harganya mulai dari Rp250.000 per orang. Sementara, jika hanya menunggangi, mengambil foto, atau memberi makan gajah, harganya dimulai dari Rp50.000 per 10 menit.
Itu dia sejarah singkat candi Borobudur yang menarik untuk diingat kembali. Beberapa hal seperti menikmati kemegahan struktur candi, sunrise, dan safari gajah Borobudur pun masih menjadi daya tarik hingga kini. Bagi #fitsers yang ingin berkunjung ke candi Borobudur juga bisa melakukan banyak hal lain, mulai dari berkeliling menggunakan sepeda, menaiki kereta kelinci, mengitari area candi, menikmati kuliner, hingga berbelanja oleh-oleh.