Memahami Apa Itu Antioksidan dan Radikal Bebas dalam Tubuh
sfidnfits.com – Pada artikel kali ini, kita akan membahas hal-hal yang berkaitan dengan antioksidan, radikal bebas, dan bagaimana keduanya dapat mempengaruhi kesehatan secara signifikan.
Apa Itu Antioksidan dan Radikal Bebas?
Antioksidan adalah molekul yang mampu menetralkan radikal bebas dalam tubuh. Sedangkan radikal bebas merupakan senyawa yang dapat menyebabkan kerusakan sel jika jumlahnya terlalu banyak di dalam tubuh.
Radikal bebas memiliki kaitan yang cukup erat dengan beberapa penyakit serius, seperti diabetes, jantung, dan kanker.
Tubuh manusia sebenarnya memproduksi sistem pertahanan alaminya sendiri, yakni antioksidan yang dapat mengendalikan radikal bebas. Namun, jumlahnya tidak banyak.
Antioksidan lainnya dapat ditemukan dalam makanan, seperti buah-buahan, sayuran, dan makanan nabati lain. Beberapa contoh antioksidan yang umum kita kenal, yaitu Vitamin C dan E.
Vitamin C adalah antioksidan yang larut dalam air, sementara Vitamin E adalah antioksidan yang larut dalam lemak. Keduanya memainkan peran penting dalam melindungi tubuh dari kerusakan oksidatif.
Kenapa Radikal Bebas Itu Berbahaya?
Radikal bebas terbentuk secara alami sebagai produk sampingan dari berbagai proses metabolisme tubuh, seperti respirasi seluler, oksidasi asam lemak, proses glikolisis, dan masih banyak lagi.
Meski sering dipandang negatif, radikal bebas memiliki beberapa fungsi penting seperti membunuh patogen yang menyerang tubuh.
Akan tetapi, jumlah radikal bebas yang melebihi antioksidan bisa sangat berbahaya karena akan menyebabkan kerusakan yang serius pada tubuh.
Jika tubuh tidak mampu menetralisir radikal bebas maka akan terjadi suatu kondisi yang disebut sebagai stres oksidatif.
Stres oksidatif dapat merusak DNA, protein, dan lipid dalam sel yang dapat menyebabkan berbagai penyakit kronis serta mempercepat proses penuaan. Kerusakan ini dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular, kanker, dan kondisi degeneratif lainnya, bahkan kematian.
Baca Juga:
Bikin Pangling, Begini Perubahan Wajah setelah Rutin Berolahraga
Faktor-Faktor Penyebab Stres Oksidatif
Selain proses metabolisme tubuh, gaya hidup dan lingkungan juga bisa meningkatkan produksi radikal bebas hingga menyebabkan stres oksidatif.
Faktor-faktor penyebab stres oksidatif, di antaranya:
- Paparan polusi udara
- Asap rokok
- Konsumsi alkohol
- Bahan kimia beracun
- Makanan tinggi gula dan lemak jenuh
- Kadar gula darah tinggi
- Radiasi sinar UV
- Infeksi bakteri, jamur, atau virus
- Olahraga yang berlebihan
- Oksigen yang terlalu banyak atau sedikit di dalam tubuh
- Kelebihan Vitamin C dan E
- Defisiensi (kekurangan) antioksidan
- Stres atau depresi
Jenis-jenis Antioksidan Berdasarkan Kelarutan
Terdapat dua jenis antioksidan berdasarkan kelarutannya, yaitu antioksidan yang larut dalam air dan antioksidan yang larut dalam lemak.
Antioksidan yang larut dalam air bekerja pada cairan di dalam dan di luar sel. Mereka berfungsi untuk melindungi bagian-bagian sel yang berair, seperti sitoplasma dan plasma darah dari kerusakan oksidatif.
Antioksidan yang larut dalam lemak bekerja di membran sel dan lipoprotein. Mereka melindungi lipid di dalam membran dari peroksidasi lipid yang dapat merusak struktur dan fungsi sel.
Baca Juga:
7 Makanan yang Dapat Dikonsumsi ketika Detoks
Jenis-jenis Antioksidan dalam Makanan
Beberapa jenis antioksidan yang umum ditemukan dalam makanan, di antaranya:
1. Vitamin C (Asam Askorbat)
Sumber: Buah jeruk, kiwi, stroberi, pepaya, paprika merah, brokoli.
Manfaat: Meningkatkan sistem kekebalan tubuh, memperbaiki jaringan, dan memproduksi kolagen.
2. Vitamin E (Tokoferol)
Sumber: Kacang-kacangan, biji-bijian, bayam, brokoli, minyak sayur.
Manfaat: Melindungi sel dari kerusakan oksidatif, meningkatkan kesehatan kulit dan mata.
3. Karotenoid
Jenis: Beta-karoten, lutein, zeaxanthin, likopen.
Sumber: Wortel, tomat, bayam, kale, labu, ubi jalar.
Manfaat: Meningkatkan kesehatan mata, menurunkan risiko penyakit jantung, dan melindungi kulit dari kerusakan akibat sinar matahari.
4. Flavonoid
Jenis: Quercetin, kaempferol, catechin, anthocyanins.
Sumber: Teh hijau, apel, anggur, beri, bawang, cokelat hitam.
Manfaat: Mengurangi peradangan, menurunkan risiko penyakit jantung, meningkatkan kesehatan otak.
5. Selenium
Sumber: Kacang Brazil, daging, ikan, telur, biji-bijian.
Manfaat: Meningkatkan fungsi kekebalan tubuh, melindungi sel dari kerusakan oksidatif, mendukung kesehatan tiroid.
6. Asam Fenolik
Jenis: Asam caffeic, asam ferulat, asam galat.
Sumber: Kopi, teh, buah-buahan, sayuran, biji-bijian.
Manfaat: Mengurangi peradangan, menurunkan risiko kanker, meningkatkan kesehatan jantung.
7. Coenzyme Q10 (Ubiquinone)
Sumber: Daging, ikan, kacang-kacangan, biji-bijian.
Manfaat: Mendukung produksi energi sel, melindungi sel dari kerusakan oksidatif, meningkatkan kesehatan jantung.
8. Polyphenols
Jenis: Resveratrol, epigallocatechin gallate (EGCG).
Sumber: Anggur merah, teh hijau, cokelat hitam, buah beri.
Manfaat: Meningkatkan kesehatan jantung, melawan penuaan, melindungi otak.
9. Lignan
Sumber: Biji rami, biji chia, biji wijen, kacang-kacangan.
Manfaat: Menurunkan risiko kanker, meningkatkan kesehatan jantung, menyeimbangkan hormon.
10. Glutathione
Sumber: Bayam, alpukat, asparagus, brokoli.
Manfaat: Mendukung detoksifikasi, melindungi sel dari kerusakan oksidatif, meningkatkan kesehatan hati.
Antioksidan adalah molekul penting yang membantu melindungi tubuh dari kerusakan yang disebabkan oleh radikal bebas.
Dengan mengonsumsi makanan yang kaya akan antioksidan, seperti buah-buahan, sayuran, dan makanan nabati lainnya, Anda dapat meningkatkan keseimbangan antara radikal bebas dan antioksidan di dalam tubuh.
Ini tidak hanya membantu mengurangi risiko berbagai penyakit kronis tapi juga mendukung kesehatan secara keseluruhan.