sfidnfits.com – Squat adalah salah satu jenis latihan kekuatan yang paling efektif untuk membangun otot kaki, meningkatkan kekuatan inti, dan memperbaiki postur tubuh.

Anda bisa menemukan berbagai jenis squat untuk mendapatkan variasi latihan, pengalaman, serta manfaat yang berbeda.

Dua variasi gerakan squat yang cukup populer adalah high bar squat dan low bar squat. Keduanya memiliki teknik, kelebihan, serta kekurangannya masing-masing.

Di artikel ini, Anda akan mempelajari perbedaan antara high bar squat dan low bar squat serta memilih jenis latihan yang terbaik, Jadi, jangan dilewatkan, ya!

Apa Itu High Bar Squat dan Low Bar Squat?

High bar squat atau yang dikenal juga sebagai olympic squat adalah salah satu variasi squat dengan melibatkan penggunaan barbell yang diletakkan di atas trapezius.

Low bar squat adalah salah satu variasi squat dengan melibatkan penggunaan barbell yang diletakkan di bahu belakang (lebih rendah dari punggung dan lebih dekat dengan tulang belikat).

Baca Juga:

Squat vs Lunges, Latihan Mana yang Terbaik untuk Tubuh Bagian Bawah?

Perbedaan High Bar Squat dan Low Bar Squat

Mulai dari posisi barbell, sudut tubuh, keseimbangan dan kestabilan, hingga aktivasi otot. Berikut adalah lima perbedaan antara high bar squat dan low bar squat:

1. Posisi Barbell

- High Bar Squat: Barbell diletakkan lebih tinggi di punggung, tepat di atas trapezius. Posisi tubuh cenderung lebih tegak atau vertikal sehingga lebih banyak fokus pada otot quadriceps.

- Low Bar Squat: Barbell diletakkan lebih rendah, tepatnya di bagian bahu belakang. Posisi tubuh akan lebih condong ke depan sehingga lebih banyak fokus pada otot glutes dan hamstrings.

2. Sudut Tubuh

- High Bar Squat: Dengan barbell yang lebih tinggi, tubuh cenderung lebih tegak. Ini berarti sudut lutut dan pinggul menjadi lebih terbuka sehingga rentang gerak lebih luas.

- Low Bar Squat: Dengan barbell yang lebih rendah, tubuh cenderung lebih condong ke depan. Ini membuat sudut lutut dan pinggul lebih tertutup sehingga rentang gerak lebih sempit.

3. Otot yang Dilatih

- High Bar Squat: Mengaktivasi dan melatih otot quadriceps dengan lebih efektif serta tetap melibatkan otot gluteus dan hamstring meski tidak besar.

- Low Bar Squat: Mengaktivasi dan melatih otot gluteus dan hamstring dengan lebih efektif serta melibatkan otot punggung bawah (erector spinae).

4. Keseimbangan dan Kestabilan

- High Bar Squat: Posisi tubuh yang lebih tegak membuat Anda membutuhkan lebih banyak fleksibilitas di pergelangan kaki dan lutut. Ini membuat keseimbangan dan kestabilan tubuh sedikit lebih rendah. Terlebih lagi jika otot kaki dan sendi lutut tidak terlalu kuat.

- Low Bar Squat: Posisi tubuh yang lebih condong ke depan membuat keseimbangan tubuh menyebar ke pinggul. Ini membuat tubuh Anda lebih kuat dan stabil saat melakukan squat meski menggunakan beban yang lebih berat.

5. Tekanan pada Sendi

- High Bar Squat: Cenderung memberikan tekanan yang lebih besar pada sendi lutut dan tekanan yang lebih kecil pada sendi pinggul.

- Low Bar Squat: Cenderung lebih ramah untuk sendi lutut karena tekanan disebarkan juga ke sendi pinggul. Lebih aman untuk Anda yang memiliki masalah pada sendi lutut.

Baca Juga:

8 Nama Alat Gym untuk Tangan dan Variasi Latihannya

Mana yang Lebih Cocok untuk Anda?

Jika Anda masih pemula dan tidak memiliki masalah pada sendi lutut, sebaiknya Anda memilih high bar squat karena gerakan dan tekniknya lebih sederhana. Rentang gerak Anda pun lebih luas sehingga Anda bisa bergerak dengan lebih bebas.

Kalau Anda sudah berada di tingkat lanjut dan ingin meningkatkan kekuatan dengan menggunakan beban yang lebih berat, Anda bisa memilih low bar squat. Anda bisa lebih mudah menjaga keseimbangan dan stabilitas tubuh.

Dengan memahami perbedaan di antara keduanya, Anda bisa membuat keputusan yang lebih baik tentang latihan mana yang paling sesuai dengan tujuan, kebutuhan, dan kondisi pribadi Anda.