Weightlifting Belt: Manfaat, Jenis dan Penggunaan yang Benar
sfidnfits.com – Pernah melihat seseorang menggunakan sabuk saat menganggat beban berat di gym, atau melihatnya saat kompetisi angkat berat?
Sabuk yang digunakan bukan hanya sebatas aksesoris semata. Weightlifting belts adalah aksesoris yang cukup penting di sebagian besar gym dan pusat pelatihan kebugaran. Sebagian besar aksesoris ini digunakan oleh atlet dari gym hingga kompetisi angkat berat dan bahkan untuk limpiade.
Weightlifting belt digunakan untuk membantu meningkatkan kinerja dan mengurangi risiko cedera dengan menstabilkan batang tubuh dan menopang tulang belakang saat mengangkat beban yang sangat berat.
Banyak keuntungan yang diberikan saat menggunakannya. Jika Anda penasaran dengan aksesoris ini, yuk kita pelajari secara detail weightlifting belt melalui artikel ini karena semuanya akan dibahas lengkap!
Weightlifting Belt: Manfaat, Jenis dan Penggunaan yang Benar
Apa itu weightlifting belt?
Weightlifting belt, atau lifting belt adalah sabuk yang dipasang pada pinggang dan digunakan saat akan mengangkat beban berat. Sabuk yang berbeda dibuat dari bahan yang berbeda tergantung pada jenis, tujuan, dan penggunaannya.
weightlifting belt biasanya terbuat dari kulit tebal, atau ada juga yang terbuat dari bahan nilon.
Namun, bahan dari kulit lebih umum digunakan karena tahan lama dan kuat. Weightlifting belt biasanya dibuat dengan tebal 4-6 inci dan memiliki gesper logam untuk menahan dan mengencangkan saat dikenakan di pinggang.
Manfaat menggunakan weightlifting belt
Seperti yang dijelaskan di awal bahwa penggunaan weightlifting belt memiliki banyak manfaat. Anda bisa mengetahui manfaat dan keuntungannya dari daftar berikut:
· Penggunakan weightlifting belt dapat meningkatkan tekanan intra-abdomen
· Memberikan stabilitas pada tulang belakang
· Memberikan dorongan ke perut Anda
· Membatasi rentang gerak pada gerakan lumbar
· Memungkinkan pengguna melakukan angkat jongkok dengan cara yang lebih baik
· Mengurangi tekanan yang dimasukkan di punggung bawah saat melakukan latihan angkat berat
· Membantu menjaga posisi punggung yang tepat
· Menjaga agar otot-otot atlet angkat besi agar tetap hangat
· Meningkatkan kinerja otot erektor tulang belakang
· Mengurangi tingkat penyusutan tulang belakang
· Menggunakan weightlifting belt mengarah pada produksi biomekanik tubuh yang lebih baik
· Meningkatkan aktivitas otot yang pada akhirnya meningkatkan pertumbuhan otot
Bagaimana weightlifting belt bekerja saat angkat berat?
Sebelum mengetahui mekanisme kerja weightlifting belt, pertama-tama perlu dipelajari bagaimana gerakan tubuh saat Anda melakukan squat, deadlifting, atau pressing heavyweight.
Dalam kondisi normal, inti yang juga dikenal sebagai batang tubuh yang lunak dan sangat fleksibel yang sama seperti spons.
Karakteristik ini memudahkan orang tersebut untuk menekuk ke samping, ke depan dan ke belakang dan juga dengan mudah memuntir. Namun, kelenturan ini menyulitkan saat melakukan gerakan squat karena Anda pasti tidak ingin inti yang lunak tersebut jatuh lebih awal.
Sebaliknya, semua orang mencari inti yang cukup keras dan kaku. Untuk mendapatkan inti yang keras dan kaku, menambah tenaga adalah persyaratan penting. Yang mana biasanya terjadi saat Anda mengangkat atau mendorong sesuatu yang substansial.
Misalnya, ketika mendorong mobil yang mogok, Anda harus menarik napas dalam-dalam dan menahannya sambil menjaga otot-otot inti tetap kencang, dan begitulah cara Anda menguatkan inti.
Mengambil nafas dalam-dalam dan menahannya secara bersamaan menjaga tubuh tetap kencang menyebabkan peningkatan cepat pada tekanan internal inti. Latihan ini pada akhirnya mengubah pusat spons Anda menjadi struktur yang keras.
Pengencangan otot ini memungkinkan atlet angkat besi untuk mengangkat atau mendorong lebih banyak beban tanpa menyebabkan kerusakan pada tulang belakang.
weightlifting belt memfasilitasi otot inti dengan dorongan ke belakang untuk mengencangkan ke tingkat tambahan dan secara tidak langsung menjangkar batang tubuh dengan menjaga otot inti tetap keras dan cukup kaku.
Jenis weightlifting belt
Ada empat jenis weightlifting belt. Detail dan rinciannya dari keempat jenis tersebut ada di bawah ini:
1. Bodybuilding belts
Sumber gambar: amazon.com
Bodybuilding belts terbuat dari bahan kulit yang memiliki ketebalan di bagian belakang dan tipis di bagian depan. Jenis weightlifting belt ini adalah percampuran dari velcro belts dan powerlifting belts.
Pada bodybuilding belts biasanya terdasap gesper rol ganda dari bahan stainless steel untuk keamanan dan penyesuaian tambahan saat digunakan. Penggunaannya, jenis ini memberikan lebih banyak tekanan daripada velcro belt, tapi lebih rendah dari powerlifting belt.
2. Powerlifting belts
Powerlifting belt dibuat kaku dan tebal. Untuk lebarnya dijaga konstan di seluruh bagian sabuk dan memberikan area permukaan ekstra pada perut yang bersentuhan langsung dengan sabuk.
Sebagian besar jenis powerlifting belt memiliki gesper rol stainless steel ganda. Juga, jenis ini memberikan banyak tekanan internal yang pada akhirnya memberikan stabilitas tambahan yang memungkinkan pengangkat membawa beban ekstra.
3. Velcro belt
Sumber gambar: amazon.com
Velcro belt terbuat dari bahan sintetis dan memiliki kekuatan terbatas. Jenis ini juga memberikan tekanan infra-abdominal dalam jumlah minimal dibandingkan dengan powerlifting belt dan bodybuilding belt.
Penggunaannya tidak begitu bagus untuk memberi Anda kinerja yang efisien dan tinggi, tetapi cukup untuk pengangkatan rekreasi.
4. Dipping belts
Dipping belts, atau dip belts tersedia dalam bahan kulit dan sintetis. Penggunaan sabuk ini berguna untuk membangun otot dada, tricep, punggung dan meningkatkan stamina, serta sangat ideal digunakan untuk melakukan chin up dan pull up.
Cara menggunakan weightlifting belt dengan benar
Sumber gambar: rdxsports
Untuk mengetahui, bagaimana cara menggunakan weightlifting belt yang benar, maka Anda harus melakukan langkah-langkah ini. Semua langkahnya harus Anda pahami jika tidak ingin salah dan mengakibatkan cedera.
1. Gunakan weightlifting belt yang sesuai
weightlifting belt hanya digunakan saat Anda akan melakukan angkat beban berat. Anda tidak memerlukan weightlifting belt jika Anda melakukan latihan lain di mana tidak ada angkat berat.
Selain itu, weightlifting belt juga dapat digunakan saat mengangkat beban berat di atas kepala untuk menambah stabilitas pada tulang belakang Anda dan mengurangi tekanan yang diberikan padanya.
Ingatlah bahwa weightlifting belt dan back brace keduanya sangat berbeda satu sama lain.
2. Pilih weightlifting belt yang memiliki lebar seragam
Pilih weightlifting belt yang memiliki lebar seragam di sekelilingnya, dalam artian lebarnya sama di seluruh sabuk. Menggunakan sabuk yang memiliki bagian depan yang lebih sempit dan bagian belakang yang lebih lebar menyebabkan dukungan yang tidak seimbang selama angkat berat.
Ketidakseimbangan lebar ini memberikan dukungan yang tidak seimbang kepada pengguna, yang menyebabkan kesalahan dalam stabilitasnya.
Selalu pilih ikat pinggang yang memiliki lebar standar berkisar antara sekitar 3-4 inch di seluruh ikat pinggang karena memberikan kenyamanan ekstra bagi pengguna.
Juga, perlu diingat bahwa ketebalan sabuk itu penting. Semakin tebal sabuk, semakin nyaman karena sabuk tebal memberikan bantalan ekstra pada inti atlet dan menambah tingkat rintangan untuk didorong.
3. Tahu waktu kapan harus menggunakan weightlifting belt
Anda harus menggunakan weightlifting belt saat mengangkat beban yang beratnya mendekati berat badan maksimum dan jika Anda akan melakukan lebih dari tiga kali pengulangan saat angkat berat.
Ingatlah satu hal bahwa sabuk hanya diperlukan jika melakukan angkat berat yang memberikan tekanan pada tulang belakang. Hindari menggunakan weightlifting belt jika Anda harus mengangkat beban ringan yang kurang dari 90% dari maksimum satu pengulangan.
Weightlifting belt hanya berguna untuk digunakan saat berlatih angkat beban majemuk berat, di mana yang sebenarnya ada kebutuhan untuk menggunakan penyangga.
4. Posisi mengikat sabuk di pinggang
Lingkarkan sabuk di pinggang Anda dan pastikan itu ditempatkan di atas pusar karena sabuk harus bertumpu di atas otot-otot dinding perut. Jangan sekali-kali Anda meletakkan ikat pinggang di bawah perut karena tidak akan memberi manfaat apa pun bagi Anda.
Namun, jika Anda memiliki tubuh yang sangat pendek atau tinggi, Anda mungkin perlu menyesuaikannya. Jika sabuk masuk ke tulang rusuk Anda, dorong ke bawah.
Jika itu menggali ke dalam krista iliaka (bagian tulang panggul yang bisa Anda rasakan tepat di bawah kulit Anda), maka tarik ke atas.
5. Kekencangan weightlifting belt saat digunakan
Ikat sabuk dengan erat, tetapi hanya sampai tingkat yang tidak mempengaruhi pernapasan Anda. Untuk ini, tarik napas dalam-dalam dan jaga perut tetap tertekuk saat mengenakan sabuk.
Sekarang mulailah mengencangkannya sampai Anda merasakan perut Anda menekan ikat pinggang Anda. Dengan cara ini, Anda akan bisa mendapatkan manfaat maksimal saat melakukan angkat berat.
6. Waktu menggunakan sabuk
Setelah Anda selesai dengan angkat beban berat, lepaskan sabuk meskipun Anda harus melakukan latihan yang lebih kecil nanti. Mengenakan weightlifting belt terlalu lama dapat memengaruhi perkembangan perut, jadi cobalah menstabilkan tubuh Anda tanpa bergantung pada sabuk.
Cara memilih weightlifting belt
Memilih weightlifting belt kadang menyulitkan karena Anda harus tahu mana yang terbaik dan memiliki kenyamanan, tahan lama dan efisien saat digunakan. Secara garis besar, Anda dapat memilih weightlifting belt yang tepat dengan mengikuti langkah berikut:
1. Lebar dan ketebalan
Lebar rata-rata sabuk yang paling banyak digunakan berkisar antara 10-13 milimeter. Ketebalan sabuk yang lebih baik berarti memiliki dukungan dan penahan yang lebih baik ke tulang belakang Anda.
Namun, itu tidak selalu merupakan poin yang baik untuk diikuti. Seseorang harus menjaga kenyamanan dan kemudahannya dalam pikiran sebelum memilih sabuk yang tepat. Dan, secara bertahap harus terus meningkatkan ketebalan saat latihan berlanjut.
2. Gunakan weightlifting belt sesuai dengan gaya dan jenis latihan
Weightlifting belt terbuat dari berbagai bahan seperti kulit, velcro, atau suede. Namun, sabuk yang harus Anda pilih sepenuhnya sesuai dengan tujuan Anda menggunakan sabuk.
Powerlifting belt yang terbuat dari kulit lebih disukai karena sabuk ini bertahan untuk jangka waktu yang lebih lama, dan lebih kuat.
Sabuk yang terbuat dari bahan suede lebih lembut dan terasa lebih nyaman dipakai. Selain itu, kombinasi bahan kulit dan suede jika disatukan membentuk sabuk yang bagus dan nyaman digunakan.
Untuk pengangkatan olimpiade, seseorang dapat memilih velcro belt karena paling sesuai.
3. Pilih yang nyaman
Untuk mendapatkan yang nyaman, pertama adalah mengukur pinggang Anda di bagian pusar dan kemudian memilih ukuran yang tepat dari sabuk adalah pilihan yang paling bijaksana.
Pastikan Anda melakukan pengukuran dengan tepat karena pembacaan yang salah dapat membuat Anda kesulitan saat melakukan angkat beban berat.
Itulah pembahasan lengkap mengenai weightlifting belt. Ingatlah bahwa penggunaannya digunakan untuk melindungi punggung Anda dan memberikan kinerja yang lebih baik saat Anda mengangkat beban yang berat.
Baik Anda seorang atlet crossfit, bodybuilding, powerlifter, atau olympic weightlifter, sangat penting untuk mengetahui cara menggunakan weighlifting belt dengan benar. Penggunaan yang benar dapat memberikan manfaat yang menakjubkan.
Referensi:
- Chicagosc, (2018). Lifting Belts: Everything You Need to Know.
- Aqfsports, (2020). The Definitive Weightlifting Belts Guide.
- Healthline, (2020). 5 Best Weightlifting Belts.
- Gymreapers, (2021). WEIGHTLIFTING 101: PROPER USE OF A LIFTING BELT.
Related Products You Must Have
FITS Premium Cow Leather belt
FITS Dips Chain Dipping Belt